Brussels (Antara/Xinhua-OANA) - Para pemimpin Uni Eropa (UE), Ahad, memuji kesepakatan yang dicapai antara P5+1 dan Iran sebagai terobosan besar bagi kestabilan dan keamanan global.
Kelompok P5+1, kelima anggota tetap Dewan Keamanan PBB --Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Rusia dan China ditambah Jerman, dan Iran telah mencapai kesepakatan langkah pertama mengenai program nuklir Iran pada Ahad pagi di Jenewa.
"Sekarang penting bahwa semua pihak terus bekerjasama dalam semangat konstruktif dalam pelaksanaan kesepakatan itu sehingga jaminan jelas dapat diberikan kepada masyarakat internasional berkenaan dengan sifat sipil dan damai program nuklir Iran serta kerja sama penuh dengan IAEA," kata Presiden Komisi Eropa Jose Manuel Barroso di dalam pernyataannya.
"Ini adalah langkah maju yang penting bagi Iran dan sisa masyarakat internasional ke arah penyediaan jaminan mengenai sifat damai program nuklir Iran," kata Presiden Dewan Eropa Herman Van Rompuy di dalam pernyataannya, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Ahad malam. "Penanganan masalah ini secara efektif akan memiliki dampak penting regional dan global," kata Van Rompuy.
"Itu akan mengurangi ketegangan politik, memberi sumbangan untuk membangun kepercayaan dan mendukung peningkatan anti-penyebaran senjata pemusnah massal," katanya.
Ia menyatakan langkah itu memperlihatkan komitmen dan keberanian dari semua pihak, termasuk Iran di bawah Presiden yang baru terpilih Hassan Rouhani.
"Sekarang penting untuk menjamin pelaksanaan tepat kesepakatan yang dicapai tersebut dan melanjutkan pekerjaan, dengan dasar kepercayaan yang sedang dibangun, ke arah penyelesaian pasti masalah ini," kata Van Rompuy.
Menurut Gedung Putih, di dalam kesepakatan yang dicapai pada Ahad pagi tersebut, Iran telah menyampaikan komitmen untuk menghentikan pengayaan uranium dengan kemurnian di atas lima persen dan menetralkan simpanan uraniumnya yang diperkaya sampai 20 persen melalui pengenceran atau pengalihan.
Selain itu, Iran telah menyampaikan komitmen untuk tidak memasang mesin sentrifugal lagi, menghentikan kegiatan di reaktor plutonium di Arak, dan memberi pemeriksa dari Badan Tenaga Atom Internasional akses setiap hari ke instalasi pengayaannya di Natanz dan Fordow, kata Gedung Putih.